Rabu, 03 Desember 2014

Tingkah Laku Menyimpang



RESUME
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tentang
Tingkah Laku Menyimpang



OLEH
RISKA FEBRIA NANCY
1205121
BP: 2012

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014


A.    Pengertian Tingkah Laku Meyimpang
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Definisi menurut Para Ahli:

a.       James Vander Zenden
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
b.      Robert M.Z. Lawang
Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
c.       Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
d.      Paul B. Horton
Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

e.       Lewis Coser
Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

B.     Jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang
Manusia selain merupakan makhluk sosial dan makhluk yang berpikir, juga memiliki pola-pola perilaku yang tidak tetap. Adakalanya manusia berperilaku sesuai dengan kehendak umum, tetapi di lain kesempatan tindakannya bertentangan dengan kehendak umum. Oleh karena itu, menurut Lemert (1951) terdapat dua konsep perilaku menyimpang, yaitu:
1.      Penyimpangan Primer
Penyimpangan primer atau deviation primary adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer) atau perbuatan menyimpang yang pertama kali dilakukan seseorang yang pada aspek kehidupan lainnya selalu berlaku konformis (mematuhi norma yang berlaku). Orang yang melakukan penyimpangan primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum dan penyimpangannya kecil sehingga mudah dimaafkan. Lemert mengatakan bahwa perilaku menyimpang akan tetap bersifat primer sejauh perbuatan itu dianggap sebagai fungsi sosial yang dapat diterima. Contohnya, pelanggaran rambu-rambu lalu lintas, anak perempuan yang tomboy (berperilaku kelaki-lakian).
2.      Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder atau deviation secondary adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sanksi telah diberikan kepadanya. Oleh karena itu, para pelakunya secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya, pembunuhan, pemerkosaan, pecandu narkotika, ter masuk juga perilaku siswa yang selalu menyontek pekerjaan teman sekelasnya. Seseorang yang dikategorikan berperilaku menyimpang sekunder tidak diinginkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat (dibenci).
Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih dapat memiliki peran dan status dalam kelompoknya dan masih bisa melakukan jaringan hubungan dengan yang lainnya. Akan tetapi sebaliknya, terhadap orang yang telah melakukan penyimpangan sekunder, masyarakat cenderung mengucilkan atau menyingkirkan dari kehidupan kelompoknya dan dicap sebagai “kriminal.”

Adapun berdasarkan jumlah individu yang terlibat, perilaku menyimpang dibedakan atas penyimpangan individu dan penyimpangan kelompok, yakni sebagai berikut:
a.      Penyimpangan Individu
Penyimpangan ini adalah penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Hanya satu individu yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku. Perilaku seperti ini secara nyata menolak norma-norma yang telah diterima secara umum dan berlaku dalam waktu yang relatif lama (mapan).
b.      Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang patuh pada norma kelompoknya. Padahal norma tersebut jelas-jelas bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang kelompok ini agak rumit sebab kelompok-kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan tradisi sendiri. Fanatisme anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku menyimpang. Kejadian seperti inilah yang menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya jika dibandingkan dengan penyimpangan individu. Contohnya, sindikat perdagangan narkoba, teroris, kejahatan terorganisasi yang melakukan penye lundupan dan perampokan, serta kelompok separatis.

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tingkah laku menyimpang
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu saja tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksisosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor terjadinya perilaku menyimpang antara lain yaitu:
a.       Hasil sosialisasi yang tidak sempurna (Ketidak sanggupan menyerap norma-norma kebudayaan)
Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Contoh perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga, bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang retak/rusak, artinya ia mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm keluarganya.
b.      Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal menyimpang.
c.       Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya perilaku menyimpang.
d.      Ikatan Sosial yang Berlainan
e.       Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Subkebudayaan yang menyimpang

D.    Usaha-usaha guru untuk memperbaiki tingkah laku menyimpang anak usia dini
a.       Keluarga
Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
b.      Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.
c.       Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apabila kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.


DAFTAR RUJUKAN



1 komentar:

  1. Bonuses | Gambling site | ChoegoCasino
    Gambling Sites offer a variety of games and services, as well as a variety of 인카지노 casino games to 카지노 players 샌즈카지노 around the world. · 1. Betway · 2. Betway

    BalasHapus